Catatan Kuliahku..Belajar & Terus Belajar!

UAS Metodologi Penelitian: Dinul Islam Jamilah Semester VI-A

Posted on: Juni 22, 2010

PERAN ORANG TUA TERHADAP PENURUNAN MINAT SISWA MADRASAH ALIYAH AL-MASTURIAH DENGAN DIBUKANYA SMK AL-MASTURIAH DI KABUPATEN SUKABUMI

A. Latar Belakang Masalah

Setiap akhir tahun ajaran para orang tua disibukkan oleh urusan persekolahan anak-anak mereka. Urusan yang lebih besar terjadi bila menghadapi masalah peralihan jenjang dari SD ke SMP/ MTs dan seterusnya ke SMA/ SMK/ MA, karena sesungguhnya ada sebuah keputusan yang harus dibuat menyangkut masa depan anak.

Keberhasilan pendidikan yang dijalani seorang anak, tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua memiliki peranan yang penting dalam menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat buat anaknya. Bagi keluarga muslim, mendidik anak bukanlah semata-mata dorongan alami dan kodrati melainkan suatu kewajiban orang tua terhadap anak dan merupakan sarana untuk mewujudkan generasi yang tangguh dan kuat. Selain itu, dalam Islam anak merupakan titipan dari Allah SWT yang nantinya orang tua akan dimintai pertanggungan jawab oleh Allah SWT di akhirat kelak. Sebagaimana firman Allah SWT surat  An- Nisa ayat 9 :

Artinya : “Dan hendaknya takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anaknya yang lemah, yang merasa khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaknya mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”

Dari ayat tersebut di atas, dapat disimpulkan orang tua wajib mendidik anak-anak mereka agar mereka nantinya meninggalkan anak yang tangguh dan kuat serta berakhlak mulia.

Pendidikan dan bimbingan yang diberikan oleh orang tua merupakan upaya yang sangat luhur, serta berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, memberantas kebodohan dan keterbelakangan, memupuk jiwa mandiri sehingga si anak tidak selalu menggantungkan diri pada orang lain. Oleh sebab itu, pendidikan dan bimbingan diberikan kepada anak sejak dini, serta peran dari orang tua sangat menentukan bentuk, karakter dan perkembangan anak.

Secara umum, sekolah menengah di Indonesia diwadahi tiga lembaga yakni SMA (sekolah Menengah Atas), SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan MA (Madrasah Aliyah). SMA bertujuan diantara menyediakan dan menyiapkan siswa/i yang hendak melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi; akademi atau perguruan tinggi. Sedangkan SMK lebih ditujukan untuk menyediakan tenaga kerja tingkat menengah, dan MA, sebagaimana SMA bertujuan untuk mengantarkan siswa memasuki perguruan tinggi umum maupun perguruan tinggi Islam. Hal ini tercantum dalam pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pendidikan Menengah.

Dewasa ini, para orangtua lebih tertarik untuk menyekolahkan anaknya ke SMK daripada ke Madrasah Aliyah. Hal itu dikarenakan menurut mereka SMK lebih berpeluang dalam dunia kerja sedangkan Madrasah Aliyah tidak seperti itu karena lulusan Madrasah Aliyah tidak mempunyai keahlian khusus, di mana ketika lulus sekolah nanti harus dilanjutkan ke Perguruan tinggi. Dan faktor biaya lah yg menjadi kendala bagi para orangtua sehingga lebih memilih SMK dibandingkan Madrasah Aliyah. Padahal jika kita lihat dalam kacamata agama, bahwa peran pendidikan agama itu sangatlah penting untuk kehidupan manusia dan hal itu dapat kita temukan dalam pengajaran di Madrasah Aliyah.

Pada tahun 2006, berdasarkan data SUSENAS 2006 bahwa jika dilihat dari kacamata dunia kerja, lulusan SMK ternyata lebih mudah mendapatkan pekerjaan (70.1%) dibandingkan SMA (60.2%) atau MA (60.5%), dan yang menarik lulusan SMA dan MA mempunyai kesempatan bekerja yang sama. Sebagian besar lulusan SMA sederajat bekerja sebagai buruh/karyawan, dimana lulusan SMK (44.3%) lebih besar dibandingkan SMA (32.6%) dan yang paling rendah adalah MA (23.3%). Kurikulum pendidikan SMK yang memang ditujukan untuk mengasah kemampuan keterampilan dunia kerja ternyata berpengaruh dalam kemudahan mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Baik di Perkotaan maupun Pedesaan kondisinya tidak berbeda banyak. Berdasarkan hal itulah para orang tua berlomba-lomba untuk menyekolahkan anaknya ke SMK dan menurunkan minat siswa siswi untuk melanjutkan sekolah ke Madrasah Aliyah.

Berpijak dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul skripsi “Peran Orang Tua Terhadap Penurunan Minat Siswa Madrasah Aliyah Al-Masturiah Dengan Dibukanya SMK Al-Masturiah di Kabupaten Sukabumi.”

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Seberapa besar peran orang tua terhadap penurunan minat siswa Madrasah Aliyah Al-Masturiah dengan dibukanya SMK Al-Masturiah di Kabupaten Sukabumi?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah “Untuk menjelaskan peran orang tua terhadap penurunan minat siswa Madrasah Aliyah Al-Masturiah dengan dibukanya SMK Al-Masturiah di Kabupaten Sukabumi.”

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Individu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya kepada para orang tua, agar memilihkan sekolah untuk anaknya dengan baik bukan hanya dilihat dari prospek dalam dunia kerjanya tetapi memperhatikan juga dalam masalah akhlak dan pengetahuan agamanya untuk bekal mereka di masa depan.

2. Bagi lembaga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas dalam membentuk siswa yang berkompetensi dalam bidang akademik baik itu pengetahuan umum maupun agama, dan dapat menyalurkan keahliannya sesuai jurusan yang digelutinya.

3. Bagi ilmu pengetahuan

Menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai peran orang tua terhadap penurunan minat siswa Madrasah Aliyah Al-Masturiah dengan dibukanya SMK Al-Masturiah di Kabupaten Sukabumi.”

2. Berdasarkan jawaban no 1, tuliskan variabel penelitiannya (teoritis dan operasional).

Jawab:

E. Variabel Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang ada serta rumusan hipotesis penelitian maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel x: peran orang tua

2. Variabel y: minat siswa

Definisi Teoritis dan Operasional

1. Peran orang tua

a. Definisi Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

Peran adalah eksistensi kita. Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah kombinasi adalah posisi dan pengaruh. Anda di posisi mana dalam suatu strata sosial dan sejauhmana pengaruh Anda. Itulah peran. Peran adalah kekuasaan dan bagaimana kekuasan itu bekerja, baik secara organisasi dan organis. Peran memang benar-benar kekuasaan yang bekerja, secara sadar dan hegemonis, meresap masuk, dalam nilai yang diserap tanpa melihat dengan mata terbuka lagi. Peran, adalah simbiosi yang berkaitan dengan keuntungan dan kerugian, sebab dengan peran, ada yang dirugikan dan diuntungkan. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Sedangkan, Abu Ahmadi [1982] mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.

b. Definisi Orang tua

Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dan orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian ban terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu. Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temannya dan yang pertama untuk dipercayainya.

2. Minat Siswa

a. Definisi Minat

Eysenck dkk. (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tdak sama intensitasnya.

Sedang Witherington (1986) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah

mempunyai minat terhadap sesuatu.

Hurlock (1986) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Sedangkan Drever (1988) mengartikan minat (interest) ke dalam dua pengertian, baik fungsional maupun struktural. Minat dalam pengertian fungsional menunjukan suatu jenis pengalaman perasaan yang disebut “worthwhileness” (kegunaan) yang dihubungkan dengan perhatian pada objek atau tindakan. Sedang minat dalam pengertian struktural adalah elemen atau hal dalam sikap individu, baik yang merupakan bawaan ataupun karena perolehan, sehingga seseorang itu cenderung memenuhi perasaan worthwhileness dalam hubungannya dengan objek-objek atau hal-hal yang berhubungan dengan subjek khusus atau bidang pengetahuan khusus. Apa yang disebut sebagai “doctrine of interest” dalam pendidikan harus berdasarkan pada minat anak, dan selanjutnya dikembangkan minat baru berdasarkan minat yang sudah ada tersebut.

Dalam kamus psikologi, Chaplin (1989) menyebutkan bahwa interest atau minat dapat diartikan sebagai:

a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.

b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.

c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.

Dalam “Encyclopedia of Psychology”, minat adalah kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada tujuan yang pasti, aktivitas-aktivitas atau pengalaman yang menarik dari tiap individu. Oleh karena itu, apabila individu atau seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka itu berarti ia telah menetapkan tujuan sebelumnya (Cuming, 1972). Sedangkan Crow and Crow mengidentifikasikan minat sebagai kekuatan yang mendorong seseorang memberikan perhatian terhadap orang lain atau melakukan aktivitas tertentu.

Dengan mengutip pendapat Layton, Handoyo mengartikan minat sebagai kesukaan atau ketidak-sukaan terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat dapat dilihat atas dasar perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau suatu kegiatan. Sedangkan Murphy berpendapat, sebagaimana yang dikutip oleh Handoyo, bahwa minat merupakan kondisi rangsang yang terarah sehubungan dengan tujuan yang bermanfaat.

Menurut Guilford (1956), minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mencari objek-objek tertentu, dan perhatian terhadap objek tersebut cenderung mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatan-kegiatan yang lain.

McDaniel & Sahftel (1958) berpendapat bahwa minat merupakan suatu aktivitas yang sebagian besar perhatian individu terfokus pada objek atau aktivitas tertentu. Keadaan atau aktivitas tersebut tidak hanya sekadar memberikan kepuasan, tetapi juga memberikan suatu kondisi yang menghasilkan dan menggairahkan sehingga bisa menyingkirkan aktivitas-aktivitas lain yang tidak sesuai dengan objek yang menjadi fokus perhatian individu tersebut.

Sedang menurut Jones (1963), minat adalah reaksi organisme yang berhubungan dengan perasaan suka terhadap situasi tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi aktual dan bisa juga bersifat imajiner. Dengan demikian, minat merupakan suatu aktivitas yang berbentuk perhatian yang intens terhadap suatu objek, baik secara aktual atau tidak. Maksudnya adalah bahwa perhatian tadi dapat berlangsung secara indriawi terhadap objek yang sebenarnya atau menggunakan perenungan atau pemikiran terhadap objek yang imajiner. Perhatian yang intens tersebut dapat memberikan kepuasan bagi pelakunya, dan juga bisa membuat individu tersebut menjadi bergairah. Dalam kondisi demikian, individu akan mengabaikan objek-objek lain yang tidak diminati.

Menurut Laiton (Hansen, 1984), minat didefinisikan sebagai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat dilihat berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau kegiatan. Sementara itu, Masykur (1983) menunjukkan bahwa minat berhubungan dengan kuatnya dorongan yang menyebabkan seseorang memperhatikan seseorang, objek, atau suatu aktivitas.

Sedangkan Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai tersebut.

Di samping berbagai pengertian di atas, pengertian minat secara harfiah adalah suatu kegiatan organisme yang mengarahkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap suatu objek, yaitu objek yang relevan atau mempunyai karakteristik yang serupa dengan objek tertentu. Ada yag mengatakan bahwa hubungan minat dengan motivasi itu bersifat gradual, di mana timbulnya motivasi setelah adanya sikap, dan sikap timbul karena adanya minat. Ada yang mengatakan bahwa minat itu adalah aspek kognitif dari motivasi, dan ada pula yang mengatakan bahwa minat timbul bersamaan dengan motivasi. Ada juga yang justru mengidentikkan minat dengan motivasi. Misalnya, apabila timbul minat terhadap suatu aktivitas berarti ada indikasi motivasi terhadap aktivitas tadi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya. Dan proses terbentuknya minat merupakan proses yang berurutan yang dimulai dari kategori penerimaan atau perhatian individu sebagai rangsang yang dimunculkan oleh fenomena-fenomena tertentu, lalu memilihnya sesuai dengan manfaat yang dapat digunakan olehnya.

Definisi operasional dari Minat (interest, perhatian, kepentingan) adalah satu sikap yang berlangsung terus-menerus sehingga akan memolakan perhatian seseorang, yang membuat dirinya menjadi selektif terhadap objek minat atau perasaannya, dan menyatakan bahwa satu aktivitas, pekerjaan, atau objek itu berharga atau berarti baginya.

b. Definisi Siswa

Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama itu, di samping karakteristik lain yang melekat pada diri anak.[1] Atau siswa dapat dikatakan peserta didik yang merupakan objek dari pendidikan di mana siswa adalah orang yang mendapatkan pendidikan dan pengajaran dari guru di sekolah.

4. Variabel itu harus operasional. Karena variabel berkaitan dengan skala yang digunakan. Skala apa yang anda akan gunakan untuk no 1 dan apa alasannya?

Jawab:

F. Skala Pengukuran

Berkaitan dengan variabel penelitian, maka skala pengukuran yang digunakan adalah Skala Likert. Alasannya, karena skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban itu dapat diberi skor (1 – 5 atau disesuaikan dengan kebutuhan). Contoh bentuk checklist, yaitu.

1. SS Sangat setuju skor 5

2. ST Setuju skor 4

3. RG ragu-ragu skor 3

4. TS Tidak setuju skor 2

5. STS Sangat Tidak setuju skor 1

Dan menggunakan skala Diferensial Semantik yaitu skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub). Karakteristik bipolar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu potensi, evaluasi, dan aktivitas.

4. Tuliskan anggapan dasar dari soal nomor 1 !

Jawab:

G. Asumsi

Anggapan dasar yang dapat dirumuskan antara lain:

1. Peran orang tua dalam memilihkan sekolah anaknya cukup besar.

2. Anak mengetahui bagaimana keadaan orang tuanya (cita-cita terhadap dirinya).

3. Siswa sudah memahami berbagai pilihan ketika lulus sekolah nanti, antara bekerja dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

5. Penelitian selalu dikendalikan oleh hipotesis-hipotesis sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian. Tuliskan hipotesis dari pertanyaan nomor 1 ! jelaskan Alasannya dengan tepat !

Jawab:

H. Hipotesis

Terdapat hubungan yang signifikan antara peran orang tua terhadap penurunan minat siswa Madrasah Aliyah Al-Masturiah dengan dibukanya SMK Al-Masturiah di Kabupaten Sukabumi. Hal ini disebabkan SMK berpeluang tinggi untuk masuk ke dunia kerja dikarenakan lulusannya mempunyai keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh lulusan Madrasah Aliyah, sehingga hal ini menurunkan minat siswa untuk melanjutkan ke Madrasah Aliyah Al-Masturiah dan lebih memilih melanjutkan ke SMK Al-Masturiah di Kabupaten Sukabumi.

6. Siapa saja yang menjadi Sumber Data dalam penelitian no 1! Jelaskan alasannya dengan tepat !

Jawab:

I. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ini adalah berupa data primer dan sekunder. Data primer diambil berdasarkan hasil pengumpulan data melalui angket yang dibagikan kepada responden secara langsung yaitu orang tua dan siswa, serta melalui observasi langsung terhadap objek. Sedangkan data sekunder didapatkan melalui buku keterangan jumlah siswa dan bagan grafik turun naiknya jumlah siswa pertahun.

7. Bagaimana menentukan instrumen dalam penelitian no 1! Buatkan kisi-kisi instrumennya!

Jawab:

J. Instrumen Penelitian dan Kisi-kisi Instrumen

Dalam menentukan Instrumen penelitian kita harus mengetahui dahulu metode pengumpulan data apa yang akan kita gunakan dalam penelitian sehingga akan memperoleh data yang valid dan reliabel. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner, pedoman wawancara, dan daftar cocok (checklist). Dengan metode pengumpulan data berupa angket atau kuesioner, wawancara, pengamatan atau observasi, dan dokumentasi.

Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Peran Orang Tua dan Minat Siswa

Aspek dan Sub Aspek

Indikator-Indikator

No. Item

1. Peran orang tua

· Sikap orang tua terhadap

siswa.

2. Minat Siswa

· Kebiasaan dalam mengikuti

pelajaran.

· Semangat dalam mengikuti

PBM.

· Menunjukkan perhatian kepada anak.

· Memberikan dukungan terhadap pilihan anak.

· Memberikan arahan untuk masa depan anak.

· Merasa senang dan puas terhadap sekolah yang dipilihnya.

· Menunjukkan perilaku yang baik.

· Mendapatkan nilai yang baik.

1,2,3,4,5

6,7,8,9

10,11,12

13,14

15,16,17

18,19,20

8. Metode apa yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian nomor 1 ! jelaskan alasannya dengan tepat !

Jawab:

K. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

1. Angket atau Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Menggunakan kuesioner dalam penelitian dikarenakan kuesioner tidak memerlukan hadirnya peneliti, dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden, dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden, dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab, dan dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.[2]

2. Wawancara atau interviu

Wawancara atau interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer). Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, dan sikap terhadap sesuatu.

3. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.[3]

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

Lexi J. Moleong mendefinisikan dokumen sebagai setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan aseorang penyidik.[4]

Menurut Guba dan Lincoln, (1981) Penggunaan metode dokumen dalam penelitian ini karena alasan sebagai berikut.

1) Merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong.

2) Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian.

3) Berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks.

4) Tidak reaktif sehingga tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi.

5) Dokumentasi harus dicari dan ditemukan.

6) Hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Hary. (2010). Kemana Setelah SMP Pilih SMA SMK. [Online]. Tersedia: http://haryagungyogyas.wordpress.com/2010/04/20/kemana-setelah-smp-pilih-sma-smk/ [21 Juni 2010]

Andi. Lulusan SMK Lebih Mudah Dapat Kerja. [Online]. Tersedia:http://andi.stk31.com/lulusan-smk-lebih-mudah-dapat-kerja.html[19 Juni 2010]

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Auliya, Zulfa. (2007). Antara SMA SMK dan MA. [Online]. Tersedia: http://zulfa4wliya.wordpress.com/2007/05/23/antara-smasmk-dan-ma/ [19 Juni 2010]

Ghozali, Fendi. (2009). Peran Orang Tua Dalam Pembinaan. ]Online]. Tersedia:http://fend-skripsifendighozali.blogspot.com/2009/11/peran-orang-tua-dalam-pembinaan.html [21 Juni 2010]

Kurnia, Ahmad. Instrumen Penelitian. [Online]. Tersedia:http://skripsimahasiswa.blogspot.com [21 Juni 2010]

Lia. (2009). Teori Peran. [Online]. Tersedia:http://bidanlia.blogspot.com/2009/07/teori-peran.html [21 Juni 2010]

Moleong J, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Osma. (2008). Lulusan SMK Lebih Mudah Dapat Kerja. [Online]. Tersedia: http://smkpembangunankikil.net/index.php?option=com_content&view=article&id=5:lulusan-smk-lebih-mudah-dapat-kerja&catid=25:proyek&Itemid=2 [19 Juni 2010]

Riduwan. 2007. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Suryabrata, Sumadi. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada


[1] Wina, Sanjaya. Kurikulum Dan Pembelajaran. (Jakarta: Kencana. 2009). Hlm. 199

[2] Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta. 2002). Hlm. 151-152

[3] Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan Dan Peneliti Pemula. (Bandung: Alfabeta. 2007). Hlm. 76

[4] Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007) hlm. 216

 

4 Tanggapan to "UAS Metodologi Penelitian: Dinul Islam Jamilah Semester VI-A"

maju trus pendidikan jgan sampe dilibas jaman

mmm…,. mahasiswa yg disiplin n baik ngerjain tugas kuliah trus nih. hebat catatn blognya. kunjungi jg blog aku yach di http://syamsulrizalkali.blogspot.com/ mhn kritik n saran

Alhamdulillah……amin!
klo ga ngerjain ga dpet nilai donk..hehe
ok insya Allah..:-)

Tinggalkan Balasan ke oyan Batalkan balasan

Dinul Islam Jamilah

Juni 2010
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
282930