Catatan Kuliahku..Belajar & Terus Belajar!

HAKIKAT ILMU DAN PENELITIAN

Posted on: Februari 22, 2010

HASIL RINGKASAN PERTEMUAN KE-1

BAB I HAKIKAT ILMU DAN PENELITIAN

Mata Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian

Disusun oleh Dinul Islam Jamilah Semester VI-A

NIM 2007. 1096

A. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang yang diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman inderawi. Pada hakikatnya pengetahuan itu meliputi semua yang diketahui oleh seseorang tentang obyek tertentu. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman tentang segala hal yang baik maupun yang buruk . Hal ini menurut M. Hatta disebut pengetahuan pengalaman. Dengan adanya pengetahuan yang diperoleh dari proses mengetahui akan dapat mengembangkan kemampuan kita dalam berinteraksi dengan dunia dan sekitarnya sehingga dapat memudahkan kehidupan kita. Pengetahuan itu mencakup knowledge, science, seni, dan teknologi yang saling berkaitan erat satu dengan yang lainnya.

Pengetahuan mengandung 3 pembahasan yang saling berkaitan antara satu dan lainnya, yaitu pertama ontologis yang membicarakan masalah tentang “apa pengetahuan”, ontologi dinamakan sebagai teori hakekat. Di dalam ontologi membahas dua bidang yaitu: kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan, hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos. Dan metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik atau dibelakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu yang tidak nampak.Yang kedua epistimologis membicarakan masalah tentang “bagaimana pengetahuan”, epistemologi membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Dan yang ketiga aksiologis membicaran masalah tentang “untuk apa pengetahuan”. Aksiologi ialah cabang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai (value), tindakan moral melahirkan nilai etika, ekspresi keindahan yang melahirkan nilai estetika dan kehidupan sosialah yang menjelaskan apa yang di anggap baik dalam tingkah laku manusia, apa yang di maksud indah dalam seni. Demikian pula apakah yang benar dan diinginkan di dalam organisasi sosial kemasyarakatan dan kenegaraan.

Pengetahuan merupakan proses untuk mengetahui kebenaran. Kebenaran adalah suatu pernyataan tanpa keraguan. Pada hakekatnya kebenaran adalah sesuatu yang bersifat relatif. Jelaslah bahwa terdapat relasi yang sangat erat antara ilmu pengetahuan dan kebenaran. Kebenaran hanya dapat diperoleh dengan pengetahuan. Manusia sebagai dinamika selalu mengembangkan pengetahuannya untuk mencari kebenaran . Dan pencarian kebenaran ini tidak akan pernah terhenti karena sifat manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah didapatnya.

Manusia mempergunakan 2 cara dalam mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu dengan berdasarkan rasio (rasionalisme) dan pengalaman (empirisme). Menurut paham rasionalisme pengetahuan didapatkan oleh manusia dari proses berpikir. Sedangkan menurut paham empirisme, pengetahuan manusia didapatkan melalui pengalaman yang konkret dengan mengamati gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial dalam kehidupan sehari-hari. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi. Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi. Selain dari rasio dan pengalaman, pengetahuan yang benar dapat diperoleh dari intusi atau wahyu. Namun intuisi ini bersifat personal dan tidak bisa diramalkan, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur.

Kriteria kebenaran bersifat tidak mutlak, berbeda-beda menurut waktu, tempat, dan orang. Pernyataan tentang kebenaran dilakukan melalui suatu proses penalaran. Proses ini bertitik tolak pada postulat-postulat tertentu tentang apa yang diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. Penalaran silogisme, misalnya bertitik tolak pada suatu premis mayor dan suatu premis minor. Premis mayor adalah suatu pernyataan yang berlaku umum dengan kebenaran yang tidak perlu dibuktikan. Terdapat 3 kriteria kebenaran, yaitu:

a. Kriteria koherensi

Sekelompok orang menganggap suatu pengetahuan adalah benar apabila secara deduktif dapat dinyatakan bahwa memang pernyataan itu benar, artinya pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten dengan kebenaran-kebenaran yang telah dinyatakan sebelumnya.

b. Kriteria korespondensi

Paham yang menganggap bahwa suatu pernyataan adalah benar apabila materi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan berhubungan (berkorespondensi) dengan obyek yang dimaksud oleh pernyataan tersebut. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah suatu pernyataan mempunyai nilai korespondensi yang tinggi, perlu dilakukan pengujian-pengujian secara induktif.

c. Kriteria pragmatic

Beranggapan bahwa suatu ungkapan adalah benar apabila mempunyai kegunaan yang bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Jadi suatu pernyataan yang benar selalu mempunyai maslahat bagi manusia.

B. Teori, Proposisi, dan Konsep

1. Teori

Teori adalah seperangkat hubungan antarkonsep yang sistematis sehingga membentuk suatu rangkaian hubungan yang komprehensif untuk memaparkan, menjelaskan, dan memprediksikan suatu gejala sosial. Teori sangat penting digunakan dalam penelitian empiris. Beberapa pengertian teori menurut menurut para ahli, yaitu:

a. Teori menurut Nan Lin adalah A set of interrelated propositions, some of which can be empirically test. Teori pertama-tama terdiri atas seperangkat proposisi, yaitu pernyataan-pernyataan tentang hubungan di antara dua konsep atau lebih.

b. Menurut Kerlinger adalah A theory is a set of interrelated constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of phenomena by specify relations among variables, with the purpose of explaining and predicting the phenomena. Masing-masing proposisi atau konsep saling menerangkan sehingga kita memperoleh gambaran yang bulat dan utuh tentang suatu peristiwa. Suatu teori terdiri atas seperangkat proposisi yang saling berkaitan. Keterakaitan tersebut tersusun dalam suatu sistem yang memungkinkan kita mempunyai pengetahuan sistematis tentang suatu peristiwa.

Beberapa fungsi teori, yaitu:

1. Fungsi eksplanatif, yaitu fungsi menjelaskan. Suatu teori harus mampu menjelaskan hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa lain yang terdapat dalam pengalaman empiris.

2. Fungsi prediktif, yaitu fungsi peramalan atau perkiraan. Jika suatu teori dapat menjelaskan hubungan antara pendidikan dengan pendapatan masyarakat, maka ia dapat pula memperkirakan tingkat pendapatan suatu masyarakat dengan perkembangan pendidikan tertentu. Prediksi dengan sifatnya yang probabilitas itu dapat diterapkan dalam tiga jenis situasi, yaitu untuk waktu yang akan datang dan waktu yang telah lampau, tempat berbeda, dan kelompok sosial yang besar.

3. Fungsi kontrol yaitu teori yang tidak hanya menjelaskan dan meperkirakan, tetapi juga mampu mengendalikan peristiwa supaya tidak mengarah pada hal-hal yang negatif.

2. Proposisi

Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya, mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena. Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Jika harga barang naik, maka permintaan berkurang. Harga dan permintaan adalah dua konsep yang dihubungkan dengan jika dan maka, pernyataan ini adalah proposisi. Proposisi merupakan bahan untuk membentuk teori, dan membutuhkan konsep sebagai bahan bakunya. Suatu preposisi mempunyai makna teoritis jika ia dibentuk dari konsep-konsep kunci suatu disiplin ilmu pengetahuan.

3. Konsep

Konsep adalah abstraksi tingkat pertama terhadap fakta atau realita. Sedangkan konstruk (construct) adalah suatu konsep yang diciptakan dan digunakan dengan kesengajaan dan kesadaran untuk tujuan-tujuan ilmiah tertentu, atau juga konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur.

Konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk proposisi, dan proposisi itu membentuk teori. Nan Lin merumuskan konsep sebagai: a term which has been assigned some specific meaning. Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian tertentu. Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk pada sesuatu yang konkret. Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi, dan ada yang rendah.

C. Cara Untuk Memperoleh Pengetahuan

Hakikat metodologi penelitian tidak terletak pada apa yang kita ketahui (atau pengetahuan), tetapi pada bagaimana kita mengetahui, walupun pengetahuan dan cara mengetahui adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Babbie menyatakan tentang bagaimana kita mengetahui sesuatu yang dianggap benar adalah: part of what you know could be called your aggrement reality: things you concide tobe real because you’ve been told they are real. Another part is what could be called experiential reality: the things you know as a fungtion of your direct experience. The first is a product of what people have told you, the second of your own experience. Ada dua cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1. Melalui orang lain (agreement reality). Orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan itu kita terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar, baik dari keluarga maupun di sekolah.

2. Pengalaman diri sendiri secara langsung (experiential reality). Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Pengetahuan dari pengalaman diperoleh dengan mempelajari pengalaman kita sendiri.

Menurut Babbie metodologi penelitian berhubungan dengan epistimologi, yaitu epistemology is the science of knowing, methodology (a subfield of epistemology) might be called the science of finding out. Epistemologi adalah ilmu mengetahui, sedangkan metodologi (bagian dari epistemologi) dapat dikatakan sebagai ilmu menemukan.

Dalam upaya memperoleh pengetahuan dan memahami sesuatu, umumnya manusia melakukan satu atau lebih metode untuk memperoleh pengetahuan. Secara garis besar, metode yang biasa dilakukan untuk memperoleh pengetahuan berjumlah empat metode. Keempat metode ini biasa disebut sebagai metode memperoleh pengetahuan atau methods of knowing, yaitu:

1. Metode keteguhan (tenacity). Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan dalam metode ini. bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diterima sebagai kebenaran karena keyakinan agama.

2. Metode otoritas. Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya mempunyai otoritas itu. bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah diterima sebagai suatu kebenaran karena sumbernya adalah Al-Qur’an.

3. Metode apriori atau intuisi. Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan intuisi.

4. Metode tradisi. Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang berlaku di dalam lingkungannya.

5. Metode trial and error. Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh sebagai hasil dari serangkaian percobaan yang tidak sistematis.

6. Metode metafisik. Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia empiris dicari di dalam dunia supranatural, di dalam dunia transenden. Pengetahuan yang diperoleh dari ajaran agama atau kepercayaan atau mistik termasuk dalam golongan ini.

7. Metode ilmiah. Metode ini dilakukan melalui proses deduksi dan induksi. Permasalahan ditemukan di dalam dunia empiris, dan jawabannya juga dicari di dalam dunia empiris melalui proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis. Moh. Nazir menyebutkan 6 kriteria pada metode ini, yaitu (1) berdasarkan fakta, (2) bebas dari prasangka, (3) menggunakan prinsip-prinsip analisis, (4) menggunakan hipotesis, (5) menggunakan ukuran obyektif, dan (6) menggunakan teknik kuantitatif.

D. Metode Ilmiah dan Metode Akal Sehat

Kerlinger menjelaskan tentang perbedaan metode ilmiah dan metode akal sehat ke dalam 5 hal, yaitu:

1. Dalam penggunaan pola konseptual dan struktur teoritis dalam menjelaskan gejala. Pendekatan dengan metode akal sehat menggunakan teori dan konsep secara longgar, sedangkan pendekatan ilmiah menggunakan teori dan konsep secara ketat dan terkendali. Pada pendekatan akal sehat, penjelasan tentang gejala atau fenomena tertentu sering diterima begitu saja tanpa mempertanyakannya lebih mendalam.

2. Dalam pendekatan ilmiah, teori dan hipotesis diuji secara sistematis dan empiris. Pada pendekatan akal sehat, teori dan hipotesis diuji juga, tetapi secara selektif, dan tidak obyektif.

3. Pada pendekatan ilmiah, pengamatan terhadap fenomena dilakukan secara terkendali (terkontrol). Cara seperti ini tidak terdapat pada pendekatan akal sehat. Untuk mengetahui sebab-sebab dari suatu peristiwa melalui pendekatan ilmiah, dikumpulkan seperangkat variabel yang diangkat sebagai variabel kontrol terhadap peristiwa yang dipelajari.

4. Pada pendekatan dengan akal sehat, dalam fenomena yang muncul sering langsung dihubungkan dalam satu hubungan sebab akibat tanpa melalui penelitian yang dilakukan secara sistematis.

5. Pendekatan ilmiah selalu bersifat empiris, dalam arti harus ada penjelasan tentang hubungan di antara fenomena-fenomena, yang dilakukan berdasarkan kenyataan-kenyataan yang realistis dan mengesampingkan semua hal yang bersifat metafisik.

E. Pengertian Penelitian Ilmiah

Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”. Sedangkan penelitian ilmiah merupakan usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau mengembangkan prinsip-prinsip menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran, dengan cara atau kegiatan mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data (informasi/keterangan) yang dikerjakan dengan sabar, hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah. Atau penelitian ilmiah merupakan proses tanya jawab yang diperhatikan dari peristiwa-peristiwa empiris yang terdiri dari gejala alam dan gelaja sosial dalam kerangka berpikir teoritis tertentu.

Nan Lin menjelaskan tentang penelitian sosial, yaitu: Social research is conducted, first of all, to detect regularities in various social relations. It is olso conducted to provide clues to possible solutions to social problems. The first reason is conseptual or theoretical one, and the second a pragmatyc or applied one. Sasaran penelitian sosial adalah gelaja-gejala sosial yang terdapat di dalam berbagai relasi sosial. Tujuan penelitian menurut Nan Lin adalah untuk menemukan hukum atau keteraturan yang bekerja di dalam gejala-gejala itu dan untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam relasi-relasi sosial.

Menurut Kerlinger tentang pengertian penelitian dilihat dari segi prosesnya, yaitu: Scientific research is systematic, controlled, empirical, and critical investigation of hypotetical propositions about the presumed relations among natural phenomena. Definisi ini menjelaskan bahwa proses penelitian itu pertama-pertama adalah menyusun hipotesis tentang hubungan-hubungan yang diperkirakan terdapat di antara fenomena-fenomena itu. Ada empat kriteria yang perlu dipenuhi dalam suatu penelitian ilmiah yaitu:

1. Penelitian dilakukan secara sistematis.

2. Penelitian dilakukan secara terkendali.

3. Penelitian dilakukan secara empiris.

4. Penelitian bersifat kritis.

F. Tipe Penelitian

Penelitian bertitik tolak pada pertanyaan bukan pernyataan. Jawaban dari suatu pertanyaan akan dipertanyakan lagi, sehingga kita sampai pada pertanyaan yang paling mendasar. Pertanyaan dasar tersebut menentukan tipe penelitian yang hendak dilaksanakan. ada 3 pertanyaan dasar yang menentukan tipe penelitian secara empiris, yaitu (1) apa, (2) bagaimana, dan (3) mengapa. Tipe-tipe penelitian, sebagai berkut:

1. Penelitian Eksploratif

Tipe penelitian eksploratif adalah tipe penelitian yang bertujuan untuk menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa pengelompokan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini banyak memakan waktu dan biaya. Tipe penelitian ini berhubungan dengan pertanyaan dasar yang pertama, yaitu apa. Pertanyaan ini ingin mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan penjajakan terhadap gejala tersebut.

2. Penelitian Deskriptif

Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu bagaimana. Pertanyaan ini ingin mengetahui bagaimana suatu peristiwa itu terjadi. Penelitian deskriptif(descriptive research) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.

3. Penelitian Eksplanatif

Tipe penelitian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar mengapa. Pertanyaan ini ingin menjelaskan sebab peristiwa itu terjadi.

4. Penelitian Eksperimen

Tipe penelitian ini diperoleh dari hasil-hasil penemuan yang di mana datanya belum pernah ada, sehingga harus diciptakan terlebih dahulu. Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel. Dalam kehidupan kita menghadapi banyak hal, fakta, kegiatan, peristiwa, perkembangan, konflik, dsb., yang dalam penelitian kita sebut variabel.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terbagi ke dalan 2 bagian, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis disebut sebagai manfaat akademis. Yakni manfaat yang dapat membantu kita untuk lebih memahami suatu konsep atau teori dalam suatu displin ilmu. Konsep atau teori di sini biasanya hanya sebagaian kecil dari konsep atau teori yang dibangun oleh banyak ilmuwan.

Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verifikatif. Keraguan terhadap suatu teori muncul jika teori yang bersangkutan tidak bisa lagi menjelaskan peristiwa-peristiwa aktual yang dihadapi. Pengujian terhadap teori tersebut dilakukan melalui penelitian empiris, dan hasilnya bisa menolak, atau mengukuhkan, atau merevisi teori yang bersangkutan. Secara teoritis penelitian berguna sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang bersifat terapan dan dapat segera digunakan untuk keperluan praktis, misalnya memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, memperbaiki suatu program yang sedang berjalan. Dalam manfaat praktis, peneliti juga harus bersifat praktis, langsung pada persoalan dan spesifik. Penelitian bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Mengubah lahan kering menjadi lahan subur, mengubah cara kerja supaya lebih efisien, dan mengubah kurikulum supaya lebih berdaya guna bagi pembangunan sumber daya manusia merupakan contoh-contoh permasalahan yang dapat di bantu pemecahannya melalui penelitian ilmiah. Secara praktis berguna sebagai upaya yang dapat dipetik langsung manfaatnya.


8 Tanggapan to "HAKIKAT ILMU DAN PENELITIAN"

wah hebat yg punya nda mah g nyambung

Alhamdulillah syukron t’…:)
apanya yg ga nymbung te2h?
blog t’ mah bagus,,kreatif..he
dnl jg sama ga rapih neh blog’y…he

isi y maksud y, kok yg nda blm p’mul komentarin?yg nda komentarin donk t’!

Ok… lebih semangat lagi nulisnya..

Ya pa Insya Allah..
makasih pa..

makasih pa!SEMANGAT!

WAH HEBAT YN minta ya untuk nambah bahan makalah kuliah hhehe

boleh….
mdhn brmanfaat aja ya!
n_n

Tinggalkan Balasan ke winda Batalkan balasan

Dinul Islam Jamilah

Februari 2010
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728